Tugas Penelitian
Tindakan Kelas
Dosen Pembimbing : DR. Drs. Amaluddin, M. Hum
UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR
MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONTRASI PADA
SISWA KELAS X NKPI
SMK NEGERI 9 MAKASSAR
MUHAMMAD
HASAN
21010360
085396921063
PROGRAM AKTA IV ANGKATAN LIV
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa
Indonesia di dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencapaian tujuan
nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui pendidikan.
Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia mulai dari jenjang pendidikan dasar
sampai jenjang pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar
(SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan pendidikan menengah merupakan
lanjutan dari pendidikan dasar, terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan tinggi merupakan
jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi.
Jenjang pendidikn menengah terdapat dua alternatif
pilihan yaitu bias SMA atau SMK. Perbedaan keduanya adalah bahwa untuk SMA
merupakan pendidikan menengah yang masih bersifat umum dan belum menjurus ke keahlian
tertentu, sedangkan untuk SMK merupakan pendidikan yang bersifat khusus dan
sudah menjurus pada keahlian tertentu berdasarkan program keahliannya. Program
keahlian yang ditawarkan di SMK antara lain perikanan, permesinan, otomotif,
elektronika, bangunan, akuntansi, manajemen dan lain-lain.
Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional : “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja di bidang tertentu”. Arti pendidikan kejuruan
ini dijabarkan lebih spesifik dalam perturan pemerintah nomor 29 tahun 1990
tentang pendidikan menengah, yaitu: Pendidikan menengah kejuruan adalah
pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa
untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu (Wardiman, 1998:31).
Inti dari mata pelajaran yang diberikan di SMK
adalah komponen yang bersifat produktif yaitu mata pelajaran yang memberikan
pelajaran keterampilan produktif sesuai dengan jurusannya atau sesuai dengan
apa yang dibutuhkan di tempat kerja. Pelajaran yang diberikan mulai dari materi
dasar sampai materi pokoknya. Materi dasar yang diberikan harus sesuai dengan jurusannya
artinya bahwa materi tersebut nantinya dapat dipakai untuk pelajaran-pelajaran
lain yang diberikan selanjutnya, dengan kata lain materi dasar diberikan
sebelum materi pokoknya.
Menurut Wardiman (1998:57), bahwa kebiasaan salah di
SMK pada saat kegiatan pembelajaran antara lain guru mengajar dengan cara
menulis di papan tulis. Proses pembelajaran tidak menerapkan sistem belajar
tuntas, proses pengajaran yang ditampilkan tidak berwawasan ekonomi, tidak berwawasan
nilai tambah, guru tidak mendorong siswa belajar dari buku (belajar hanya pada
apa yang dijelaskan lisan dan ditulis guru), dan tidak membetuk etos kerja
serta guru tidak membuat lembar kerja atau rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
Hasil observasi lapangan (kelas), pada kegiatan
proses belajar mengajar (PBM) menunjukkan aktivitas siswa dalam proses
belajar-mengajar rendah dan bersifat pasif yaitu cenderung hanya sebagai
penerima saja. Siswa kelihatan tidak bersemangat banyak yang mengantuk dan
kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru. Siswa kurang berminat selama
mengikuti proses pembelajaran, siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya
bila diberi pertanyaan oleh guru. Proses kegiatan belajar mengajar didominasi
dengan kegiatan mencatat di papan tulis dan ceramah.
Melihat kondisi siswa ini menunjukkan bahwa minat
belajar siswa masih rendah. Minat belajar siswa ditunjukkan dengan adanya
perasaan senang, perhatian dan adanya aktivitas yang merupakan akibat dari rasa
senang dan perhatian. Banyak hal yang menyebabkan kondisi di atas terjadi, misalnya
berasal dari diri pribadi siswa sendiri dan dari luar pribadi siswa sendiri
yang kemudian dapat mempengaruhi minat belajar siswa ketika kegiatan belajar
mengajar sedang berlangsung. Beberapa contoh yang berasal dari dalam pribadi
siswa misalnya: siswa mengalami masalah pribadi yang bisa menurunkan minat
belajarnya, atau yang berasal dari luar pribadi siswa misalnya: metode
pembelajaran hanya ceramah dan mencatat di papan tulis atau bahkan bisa berasal
dari guru sendiri sebagai pemberi materi pelajaran.
Minat belajar siswa penting untuk ditingkatkan
karena mempermudah proses belajar serta untuk mencapai prestasi yang lebih
tinggi dari sebelumnya. Minat merupakan alat motivasi yang pokok karena proses
belajar akan berjalan lancar kalau disertai minat. Mengenai minat ini antara
lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: menggunakan berbagai
macam metode mengajar, membangkitkan adanya suatu kebutuhan, member kesempatan
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Menurut Soekidjo (2003:59), dalam proses penyampaian
materi pendidikan kepada sasaran pendidikan, di samping kurikulum maka metode dan
alat pendidikan turut memegang peranan penting. Sebab bagaimanapun pandainya
seorang pendidik dalam usahanya mengubah tingkah laku, tidak terlepas dari
metode dan alat bantu pendidikan yang digunakan. Metode dan alat bantu
pendidikan yang baik akan mempermudah proses belajar dan mengajar.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar banyak
menggunakan jenis metode yang bisa digunakan oleh pendidik dalam menerangkan
materi ajar kepada siswa. Masing–masing jenis metode memiliki kemampuan sendiri-sendiri
dalam mengungkapkan dan menggambarkan bahan ajar yang disampaikan guru. Begitu
pula kualitas efeknya terhadap pemahaman siswa yang ditimbulkan.
Penyebab kurangnya minat dan motivasi belajar siswa
disebabkan karena cara mengajar guru tidak menarik dan monoton, kurangnya alat
dan bahan, tidak adanya media dalam proses belajar mengajar.
Untuk itu peneliti tergugah untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan metode demonstrasi untuk menimbulkan minat
belajar siswa. Menurut Muhibbin
1995:201) Syah metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik
secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang di sajikan.
Dengan dilakukannya metode demontrasi dalam proses
belajar mengajar perhatian siswa dapat lebih dipusatkan, proses belajar siswa
lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, pengalaman dan kesan sebagai
hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa, memudahkan berbagai jenis penjelasan
dan membantu anak didik memahami dengan jelas kejadian, aturan dan urutan
melakukan suatu kegiatan.
B.
Identifikasi
Masalah
Sesuai kondisi lapangan
sebagaimana di kemukakan pada latar belakang masalah, maka masalah-masalah PTK
ini dapat di identifikasi sebagai berikut:
1)
Pembelajaran mesin penggerak utama kapal
di kelas masih monoton
2)
Belum ditemukan strategi pembelajaran
yang tepat
3)
Belum ada kolaborasi antara guru dan
siswa
4)
Metode yang digunakan bersifat
konvensional
5)
Rendahnya kualitas hasil pembelajaran mesin
penggerak utama kapal
6)
Rendahnya minat belajar siswa pada mata
pelajaran mesin penggerak utama kapal
C. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka timbul masalah seperti:
Apakah
dengan penerapan metode demonstrasi minat belajar Mesin Penggerak Utama Kapal
siswa kelas X Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) pada SMK Negeri 9 Makssar
dapat ditingkatkan..?
D. Cara
Memecahkan Masalah
Metode
pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu pembelajaran metode
demontrasi, dengan metode pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan minat
belajar melalui pelajaran mesin penggerak utama kapal.
E. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan uraian
kajian teoritis diatas, maka rumusan hipotesis tindakan pada penelitian ini
adalah Penerapan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan minat belajar siswa
kelas X Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) pada mata pelajaran Mesin Penggerak
Utama Kapal SMK Negeri 9
Makassar.
F.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah
metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Mesin Penggerak Utama Kapal
pada siswa kelas X Nautika Kapal Penagkap Ikan (NKPI) pada SMK Negeri 9
Makassar.
G. Manfaat
Penelitian
Manfaat penelitian adalah :
1.
Untuk
memperbaiki mutu pendidikan pada SMK Negeri 9 Makassar
2.
Dapat
dijadikan acuan bagi para guru dalam usaha peningkatan minat belajar siswa, yang pada akhirnya akan
meningkatkan hasil belajar siswa baik siswa SMK Negeri 9 Makassar maupun siswa
di luar SMK Negeri 9 Makassar
3.
Dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada umunya dan siswa SMK Negeri 9 Makassar
pada khususnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Landasan
Teori
1. Pengertian
belajar
Belajar menurut Omar Hamalik (2002:154) adalah
perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.
Hilgard dan Bower seperti yang dikutip Ngalim Purwanto (1993:84) bahwa “Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang, dimana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungannya berupa
respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang”. Pendapat tersebut
menegaskan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang disebabkan
oleh pengalaman yang berulang-ulang.
Menurut Gadne yang dikutip Ngalim Purwanto (1993:84)
bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga perbuatannya berubah. Pendapat ini
menjelaskan bahwa belajar dipengaruhi oleh situasi stimulus yang menyebabkan
perubahan perbuatan”. Morgan yang dikutip Ngalim Purwanto (1993:84) bahwa
“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pendapat ini
menggambarkan bahwa belajar merupakan perubahan yang relative menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
Witherington yang dikutip Ngalim Purwanto (1993:84) bahwa “Belajar adalah
setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian, atau suatu pengertian. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Melihat pendapat-pendapat di atas, belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian yang disebabkan oleh situasi stimulus yang berupa latihan atau
pengalaman yang berulang-ulang.
2.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar
Belajar merupakan suatu proses, sebagai suatu proses
sudah barang tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan
hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Jadi dalam menganalisis
kegiatan belajar dapat dilakukan dengan pendekatan analisis sistem.
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, maka yang
dimaksud masukan mentah (raw input) adalah siswa, sebagai raw input siswa
memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologis. Mengenai
fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya,
sedangkan kondisi psikologis adalah minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya,
motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya. Semua itu dapat
mempengaruhi bagaimana proses dan hasil belajarnya (Ngalim Purwanto, 1993:107).
Instrumental input atau
faktor-faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah kurikulum atau
bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana, dan fasilitas, serta
manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Dalam keseluruhan sistem,
maka instrumental input merupakan faktor yang sangat penting dan paling
menentukan dalam pencapaian hasil/output yang dikehendaki karena instrumental
input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar-mengajar itu akan
terjadi di dalam diri pelajar (Ngalim Purwanto, 1993:107).
3.
Pengertian minat belajar siswa
Menurut Djamarah (2008:166), minat berarti
kecenderungan yang menetap dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang
berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten
dengan rasa senang. Menurut Agus Sujanto (2004:92), minat sebagai sesuatu
pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya
dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Pernyataan tersebut menjelaskan
bahwa minat merupakan pemusatan perhatian.
Witherington yang dikutip oleh Buchori (1991:135),
juga berpendapat bahwa minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu
obyek, seseorang, soal atau situasi yang bersangkutan dengan dirinya.
Selanjutnya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar dan
kesadaran itu disusul dengan meningkatnya perhatian terhadap suatu obyek.
Beberapa pendapat di atas menunjukkan adanya unsur perhatian di dalam minat
seseorang terhadap sesuatu.
Menurut Djaali (2007:121), minat adalah rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Pernyataan tersebut mengidentifikasikan bahwa orang yang berminat
akan ada rasa tertarik. Tertarik dalam hal tersebut merupakan wujud dari rasa
senang pada sesuatu. Slameto (1995:57), berpendapat bahwa minat sebagai
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan terus-menerus yang disertai rasa
senang. Beberapa pendapat di atas menunjukkan adanya unsur perasaan senang yang
menyertai minat seseorang.
Melihat beberapa pendapat dari para ahli di atas,
dapat diketahui ciri-ciri adanya minat pada seseorang dari beberapa hal, antara
lain: adanya perasaan senang, adanya perhatian, adanya aktivitas yang merupakan
akibat dari rasa senang dan perhatian.
1)
Perasaan senang
Menurut
Ahmadi (1991:36), perasaan adalah peryataan jiwa yang sedikit banyak bersifat
subyektif dalam merasakan senang atau tidak senang. Menurut Suryabrata
(2002:66), gejala psikis yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan
dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak
senang dalam
berbagai
taraf. Penilaian subjek terhadap sesuatu objek membentuk perasaan subjek yang
bersangkutan. Karena itu perasaan pada umumnya bersangkutan dengan fungsi
mengenai, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap,
membayangkan, mengingat atau memikirkan sesuatu.
2)
Perhatian
Menurut
Suryabrata (2002:14), bahwa perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju
kepada suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan. Menurut Baharudin (2009:178), bahwa perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan
kepada suatu sekumpulan objek. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa perhatian merupakan pemusatan yang ditujukan kepada suatu objek.
3)
Aktivitas
Menurut
Ali (1996:26), bahwa aktivitas adalah keaktifan atau kegiatan. Aktivitas yang
dimaksud adalah keaktifan atau partisipasi langsung dalam suatu kegiatan.
Pendapat ini didukung oleh Suryabrata (2002:72), bahwa aktivitas adalah banyak
sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan dan pikiranpikirannya
dalam tindakan yang spontan. Sesuai dengan beberapa pendapat di atas, aktivitas
merupakan perilaku yang aktif dalam melakukan tindakan yang merupakan
penjelmaan dari perasaan.
4.
Pentingnya peningkatan minat belajar
siswa
Menurut
Dalyono (2001:56-57), bahwa minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan
juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan
modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang
diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang
tinggi.
Menurut
Djamarah (2008:167), bahwa minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar.
Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan
berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama
yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam kurun waktu
tertentu.
Melihat dari pendapat di atas, maka minat penting untuk ditingkatkan karena
mempermudah proses belajar siswa dan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi
dari sebelumnya.
5.
Cara meningkatkan minat belajar siswa
Menurut
Muhibin Syah (2002:129), bahwa minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Guru seyogyanya membangkitkan
minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya
dengan cara yang kurang lebih sama dengan membangun sikap positif. Menurut
Winkel (1983:30), perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat
lagi oleh sikap yang positif. Diantara kedua hal tersebut timbul lebih dahulu
sukar ditentukan secara pasti.
Perasaan tidak senang menghambat dalam belajar,
karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam
belajar. Menurut Dalyono (2001:56-57), bahwa minat dapat timbul karena daya
tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari.
Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa minat
dapat ditingkatkan dengan daya tarik dari luar, perasaan senang, dan sikap yang
positif yang akan dapat meningkatkan kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang studi tertentu.
6.
Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atas
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Menurut Sanaky (2009:4), bahwa media pembelajaran adalah sarana
pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran
untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.
Selanjutnya, Notoamodjo (2003:71), mengatakan bahwa
media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan bahan pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga,
karena berfungsi membantu dan memperagakan sesuatu dalam proses pembelajaran.
Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat Edgar
Dale yang dikutip oleh Basuki Wibawa (1993:16) tentang pengaruh metode
pembelajaran terhadap pengalaman belajar seseorang. Edgar Dale mengemukakan
bahwa pengalaman langsung diperlukan untuk membantu siswa belajar memahami,
mengingat, dan menerapkan berbagai simbol abstrak. Kegiatan belajar akan terasa
lebih mudah bila menggunakan materi yang terasa bermakna bagi siswa ataupun
mempunyai relevansi dengan pengalamannya.
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran suatu alat atau objek yang digunakan sebagai alat bantu
dalam menjelaskan proses mesin, cara kerja suatu alat. Media pembelajaran dapat
memberi pengetahuan yang lebih mendalam kepada peserta didik.
b.
Fungsi dan manfaat media pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang
amat penting adalah: metode mengajar dan media pengajaran/pembelajaran, kedua
aspek ini selalu berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada aspek
lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, yakni tujuan pengajaran,
jenis tugas dan respon yang diharapkan dari peserta didik kuasai setelah
pengajaran berlangsung dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta
didik. Menurut Nana Sudjana (2002:2), ada beberapa manfaat penggunaan media
pembelajaran:
1) Pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa.
3) Metode
mengajar akan lebih bervariasi.
4) Siswa
melakukan kegiatan belajar, seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.
Menurut Wibawa (1993:27-55), beberapa jenis media
pembelajaran yang sering digunakan di Indonesia diantaranya:
1) Media
pembelajaran visual dua dimensi tidak transparan, yang termasuk dalam jenis
media ini adalah: gambar, foto, poster, peta, grafik, sketsa, papan tulis,
flipchart, dan sebagainya.
2) Media
pembelajaran visual dua dimensi yang transparan. Media jenis ini mempunyai
sifat tembus cahaya karena terbuat dari bahanbahan plastik atau dari film yang
termasuk jenis media ini adalah: film slide, film strip, dan
sebagainya.
3) Media
pembelajaran visual tiga dimensi. Media ini mempunyai isi atau volume
seperti benda sesungguhnya. yang termasuk jenis media ini adalah: benda
sesungguhnya, speciment, mock-up, dan sebagainya.
4) Media
pembelajaran audio. Media audio berkaitan dengan alat pendengaran seperti
misalnya: radio, kaset, laboratorium bahasa, telepon dan sebagainya.
5) Media
pembelajaran audio visual. Media yang dapat menampilkan gambar dan suara
dalam waktu yang bersamaan, seperti: Film, Compact Disc (CD), TV, Video,
dan lain sebagainya.
Pada penelitian ini
menggunakan media pembelajaran tiga dimensi yang berupa benda asli. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sanaky (2009:109) bahwa benda asli merupakan alat
paling efektif mengikutsertakan berbagai indera dalam belajar.
B. Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah,
2000).
Demonstrasi merupakan suatu praktek yang diperagakan kepada
peserta. Karena itu peserta dapat dibagi
menjadi 2 tujuan yaitu demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah
dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah
proses.
Biasanya setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh
peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar
langsung setelah melihat, melakukan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi
yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada ranah keterampilan.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah
:
a. Perhatian siswa dapat lebih
dipusatkan
b. Proses belajar siswa
lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil
pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa ( Daradjat, 1985).
Demonstrasi merupakan
metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan
usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi
merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya
atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas
dari penjelasan secara lisan oleh guru.
Walaupun dalam proses
demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi
dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran,
demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran
ekspositori dan inkuiri.
1.
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode
pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
a.
Melalui metode demonstrasi terjadinya
verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan
bahan pelajaran yang dijelaskan.
b.
Proses pembelajaran akan lebih menarik,
sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
c.
Dengan cara mengamati secara langsung
siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Di samping beberapa
kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya:
1.
Metode demonstrasi memerlukan persiapan
yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal
sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi
untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali
mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2.
Demonstrasi memerlukan peralatan,
bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini
memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3.
Demonstrasi memerlukan kemampuan dan
keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih
profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi
guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
2.
Langkah-langkah
Menggunakan Metode Demonstrasi
a)
Tahap Persiapan
Pada
tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan :
-
Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh
siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
-
Persiapkan garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan dilakukan.
-
Lakukan uji coba demonstrasi.
b)
Tahap Pelaksanaan
1)
Langkah
Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, di antaranya:
a. Aturlah
tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa
yang didemonstrasikan.
b. Kemukakan
tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c. Kemukakan
tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan
untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
2)
Langkah
Pelaksanaan Demonstrasi
a. Mulailah
demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir,
misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
b. Ciptakan
suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c. Yakinkan
bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi
seluruh siswa.
d. Berikan
kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
3)
Langkah
Mengakhiri Demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses
demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya
guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi
itu untuk perbaikan selanjutnya.
C.
PELAJARAN
MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL
a. Lingkup
Belajar
Pelajaran tentang Mesin Penggerak Utama Kapal membahas tentang prinsip kerja mesin penggerak
utama kapal dan mesin bantu, menguraikan fungsi baling-baling, dan poros
baling-baling, menggunakan system control di atas kapal dan menghitung bahan
bakar dan pelumas yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), peraturan
dan prosedur/kebijakan perusahaan.
Mesin penggerak utama kapal ikan bila ditinjau dari
fungsinya adalah sebagai sumber tenaga penggerak utama kapal ikan untuk
melakukan kegiatan olah gerak kapal ikan baik saat di dermaga / pelabuhan
maupun pada saat kegiatan penangkapan ikan di daerah penangkapan (fishing ground).
b. Materi
pokok pembelajaran
1) Sikap
a. Mengikuti
prosedur perbaikan/servis mesin penggerak utama kapal dilakukan sesuai dengan
standar operasional prosedur (SOP).
b. Memperhatikan
faktor keselamatan kerja dan lingkungan.
2) Pengetahuan
a. Prosedur
perbaikan/servis komponen mesin penggerak utama kapal.
b. Persyaratan
keamanan perlengkapan kerja.
c. Kebijakan
pabrik/perusahaan.
d. Prinsip
kerja Mesin penggerak utama kapal.
e. Prosedur
penanganan secara manual.
f. Persyaratan
keselamatan diri.
3) Keterampilan
Melaksanakan perbaikan mesin penggerak
utama kapal secara berkala.
Mesin penggerak utama kapal ikan bila ditinjau dari
fungsinya adalah sebagai sumber tenaga penggerak utama kapal ikan untuk
melakukan kegiatan olah gerak kapal ikan baik saat di dermaga / pelabuhan
maupun pada saat kegiatan penangkapan ikan di daerah penangkapan (fishing ground).
1. Prinsip
Dasar Motor Bakar.
Prinsip
dasar motor bakar yaitu berdasarkan teori segitiga api. Untuk menghasilkan
tenaga (energi) motor bakar memerlukan tiga unsur yaitu bahan bakar, O2 (udara)
dan pengapian. Apabila ketiga unsur tersebut bersatu, maka akan terjadi
ledakan/api pada motor bakar yang biasa disebut proses pembakaran bahan bakar,
sehingga dari ledakan/api tersebut motor dapat menghasilkan kerja mekanik.
Untuk mematikannya, maka salah satu dari sisi segitiga tersebut harus
dihilangkan.
2. Prinsip
Kerja Motor Penggerak Kapal Ikan
Menurut
proses pembakarannya.
Menurut
proses pembakarannya motor bakar torak pembakaran dalam sebagai motor penggerak
utama kapal ikan terdiri dari 2 jenis :
a. Motor
tekanan tinggi / diesel
Motor
tekanan tinggi / diesel adalah motor penyalaan kompresi, dimana di dalam ruang
pembakaran dikompresikan udara hingga mencapai suhu yang tinggi sehingga dapat
menyalakan sendiri bahan bakar yang dikabutkan kedalam ruang pembakarannya.
Motor diesel menggunakan bahan bakar solar sebagai sumber energinya.
b. Motor
letup/bensin
Motor
letup / bensin adalah motor penyalaan api, di dalamnya dinyalakan bahan bakar
oleh percikan listrik berupa bunga api. Sedangkan motor bensin menggunakan
bahan bakar bensin sebagai sumber energinya.
Perbedaan
motor 2 TAK dan motor 4 TAK adalah :
Motor
4 TAK ;
1. Tiap
proses diperlukan 4 x langkah torak, 2 x putaran poros engkol, sedangkan
diantara 4 langkah torak hanya 1 langkah saja yang memberi usaha pada poros
engkol.
2. Tersedia
1 langkah penuh untuk pengisian maupun pembuangan
3. Pembakaran
sempurna dan motor bekerja hemat.
4. Dipakai
jika diperlukan penghematan bahan bakar dan putaran cepat
Motor
2 TAK ;
1. Tiap
proses diperlukan 2x langkah torak , 1x putaran poros engkol sedangkan diantara
2 langkah torak, hanya 1 langkah saja yang memberikan usaha.
2. Pada
ukuran dan putaran yang sama, motor 2 TAK dapat menghasilkan tenaga lebih besar
dari pada motor 4 TAK.
3. Suhu
torak dan dinding silinder agak tinggi.
4. Mudah
dijalankan dan tenang suara motornya.
5. Konstruksi
sederhana karena tidak memerlukan katup masuk / buang.
6. Pengisian
/ pembilasan dan pembakaran kurang sempurna.
7. Pemakaian
pompa bilas, menambah perlengkapan motor menjadi mahal.
8.
Dipakai jika diperlukan tenaga yang
besar dan konstruksi sederhana
BAB
III
METODE PENELITIAN
A. Setting
Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan di SMK Negeri 9 Makassar. Penelitian ini dilatar belakangi oleh
lokasi sekolah terjangkau.
2. Waktu
Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas dengan total waktu penelitian 2 bulan yaitu dari bulan September - Oktober
pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Siklus
Penelitian
Penelitian ini direncanakan terdiri atas 2 siklus,
yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Mesin Penggerak
Utama Kapal siswa kelas X NKPI SMK Negeri 9 Makassar pada semester genap tahun
ajaran 2011-2012.
B. Persiapan Penelitian
1.
Melakukan
observasi ke sekolah tempat pelaksanaan penelitian (melakukan konsultasi dengan
pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru bidang studi yang bersangkutan
untuk mendapatkan izin penelitian).
2.
Mengkaji
kurikulum materi pelajaran Mesin Penggerak Utama Kapal kelas X NKPI SMK Negeri
9 Makassar untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
berkolaborasi dengan guru bidang studi Mesin Penggerak Utama Kapal sekolah
tempat penelitian.
3.
Mempersiapkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi Prinsip-prinsip motor
bensin dan motor diesel. Pola penyusunan RPP di desain untuk setiap pertemuan
sebanyak 3 kali jam pelajaran.
4.
Membuat
lembar kegiatan siswa (LKS), dan tugas-tugas.
5.
Membuat
tabel spesifikasi soal untuk penyusunan tes evaluasi pada pokok bahasan Prinsip-prinsip
kerja motor bensin dan motor diesel.
6. Menyusun instrumen berupa tes hasil
belajar yang terdiri atas soal essy sebanyak 6 butir soal.
C. Subjek
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X NKPI SMK Negeri 9 Makassar yang berjumlah 27 orang pada
semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.
D.
Sumber
Data
Sumber
data dalam penelitian adalah siswa kelas X NKPI SMK Negeri 9 Makassar.
E.
Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis
Data
Data kuantitatif dari hasil observasi aktivitas belajar dan nilai hasil
belajar siswa.
2. Cara
Pengambilan Data
Adapun cara pengambilan data
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.
Data
tentang aktivitas belajar siswa diambil pada saat dilaksanakan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi. Pada proses pengisian lembar observasi, semua
indikator dari aktivitas yang diamati tercantum didalamnya. Keadaan yang
diobservasi adalah kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
b.
Data
mengenai hasil belajar yang diambil dari tes hasil belajar pada setiap akhir
siklus yang terdiri atas 6 item soal.
F. Indikator Kerja
Dalam PTK ini yang akan
dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru, karena merupakan fasilitator
yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa.
1.
Siswa
a.
Tes : rata-rata nilai ulangan harian
b.
Observasi : keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar
2.
Guru
a.
Dokumentasi : kehadiran siswa
b.
Observasi : hasil observasi
G.
Analisis Data
Analisis Data dalam
Penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 jenis yaitu sebagai berikut :
1.
Analisis Data Kuantitatif
·
Menggunakan analisis statistik deskriptif yang meliputi rata –
rata, standar deviasi, modus, median dan tabel distribusi frekuensi
·
Kriteria hasil belajar
dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Keterangan :
X = Rerata
∑ x = Jumlah Nilai Seluruh Siswa
N =
Banyaknya Siswa
Menurut Depdiknas 2003;14
rumus yang digunakan dalam menghitung hasil belajar afektif dan psikomotorik
adalah
Nilai =
X 100 %
·
Ketuntasan belajar siswa menurut (Ali, 1984;184) dihitung dengan
menggunakan rumus:
%
Keterangan :
% = Presentase
n =
Jumlah skor yang diperoleh
N
= Jumlah Skor Maksimal
2.
Analisis Data Kualitatif
·
Data aktivitas siswa berdasarkan hasil observasi dan data respons
siswa berdasarkan pengisian angket
·
Diuraikan perubahan sikap dan aktivitas siswa selama proses
pelaksanaan tindakan secara deskriptif
·
Diuraikan respons siswa tentang pelaksanaan tindakan, yakni
kemudahan dan kesulitan yang mereka alami serta saran untuk perbaikan tindakan
berikutnya
Menurut
Moleong (2001:165), proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terjadi dari
berbagai sumber yaitu hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan dengan
indikator keberhasilan yang ditetapkan pada tahap refleksi dari siklus
penelitian.
Data yang terkumpul dari
hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dianalisis secara kualitatif
melalui analisis evaluasi dan refleksi dengan melalui tahapan yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sesuai dengan pendapat Miles & Huberman (1992:160) bahwa data yang dianalisis secara kualitatif, meliputi 3 alur yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh
melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis. Data tereduksi ini akan disajikan
secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan.
Data yang terkumpul dari
hasil angket dianalisis secara kuantitatif untuk melihat persentase tiap item
dari tanggapan siswa. Data mengenai prestasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk melihat rata – rata hasil
belajar dan tingkat pemahaman siswa.
Tingkat
pemahaman diukur berdasarkan kriteria seperti table dibawah ini :
Tabel 2. Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa
No
|
Tingkat Penguasaan (%)
|
Kategori
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
90 – 100
80 - 89
65 - 79
55 - 64
0 - 54
|
Sangat Baik
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
|
3.
Indikator Keberhasilan
Indikator dalam penelitian tindakan ini
meliputi indikator kinerja seperti rata – rata, ketuntasan atau KKM dan
aktivitas belajar, kemandirian. Dari
segi kinerja ditandai dalam
proses pembelajaran baik dalam kerja kelompok maupun diskusi kelompok sesuai dengan rencana dan memenuhi tahap-tahap pembelajaran metode
demonstrasi dan hasil evaluasi
pemahaman siswa jika semua siswa kelas X Nautika Kapal Penangkap Ikan
(NKPI) SMK Negeri 9 Makassar memperoleh
nilai 7,0. maka siklus berikutnya tidak dilanjutkan lagi karena indikator
keberhasilan telah tercapai.
Sesuai dengan kriteria standar yang
diungkapkan Nurkancana (1986: 39) sebagai berikut: Tingkat
penguasaan 90% - 100% dikategorikan sangat tinggi, 80% - 89% dikategorikan
tinggi, 65% - 79% dikategorikan sedang, 55% - 64% dikategorikan rendah, dan 0%
- 54% dikategorikan sangat rendah.
H. Instrumen
Penelitian
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Lembar
observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan pembelajaran
metode demontrasi.
2.
Tes
hasil belajar yang terdiri dari 6 item soal yang diberikan pada setiap akhir
siklus.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research) diawali dengan refleksi awal
yang dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan partisipan mencari informasi lain untuk
mengenali dan mengetahui kondisi awal atau mencari masalah yang ada pada tempat
yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Secara umum penelitian tindakan
kelas memiliki desain dengan 4 langkah utama, yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan evaluasi, serta refleksi.
Penelitian
ini direncanakan terdiri atas 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri atas 3
kali tatap muka. Setiap tatap muka berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 X 45
menit). Pada akhir setiap siklus dilakukan revisi tindakan, dan evaluasi
hasil belajar. Pelaksanaan tindakan
setiap siklus mengikuti langkah-langkah skenario sebagai berikut:
Siklus
I :
a. Merancang tindakan siklus I
b. Melaksanakan tindakan
c.
Memantau
tindakan yang dilaksanakan
d.
Mengevaluasi
hasil observasi
e.
Mengadakan
refleksi
Siklus II :
a. Merancang tindakan siklus II berdasarkan
refleksi siklus I
b. Melaksanakan tindakan perbaikan
c.
Memantau
tindakan yang dilaksanakan
d.
Mengevaluasi
hasil observasi II
e.
Mengadakan
refleksi II
Selanjutnya
diuraikan gambaran kegiatan yang dilakukan masing-masing siklus sebagai
berikut:
1.
Siklus Pertama
Kegiatan
yang dilakukan pada siklus pertama adalah sebagai berikut :
a.
Diagnosis Masalah
Diagnosis
masalah yaitu mengidentifikasi masalah sebelum merencanakan dan melakukan
tindakan penelitian sehingga menghasilkan gagasan untuk melakukan perbaikan-perbaikan
metode mengajar guru di depan kelas. Pada
tahap ini peneliti mengamati masalah-masalah aktual yang terjadi kemudian
dijadikan sebagai bahan dasar rencana dan tindakan penelitian. Berdasarkan hasil observasi maka masalahnya
adalah kurangnya minat belajar siswa dalam pembelajaran dan rendahnya hasil
belajar siswa.
Hasil
observasi ini kemudian dihubungkan dengan hasil-hasil kajian teori yang
relevan, sehingga menghasilkan sesuatu program pengembangan tindakan yang
dipandang akurat dan sesuai situasi lokasi dimana program tindakan
dikembangkan.
b.
Perencanaan
-
Melakukan observasi awal dan wawancara dengan guru mitra tentang
pelaksanaan penelitian
-
Melakukan pertemuan dengan kepala sekolah tentang izin pelaksanaan
penelitian di sekolah
-
Pertemuan dengan guru mitra untuk menelaah kurikulum dan persiapan
materi pembelajaran. Dalam hal ini
disepakati untuk mengembangkan pokok bahasan tentang prinsip kerja motor bensin
dan motor diesel.
-
Penyusunan instrument penelitian meliputi. Penyusunan rencana
pembelajaran, pengembangan materi ajar, penyusunan instrument penelitian
meliputi instrument observasi, instrument angket, instrument hasil tes belajar
-
Peneliti bersama guru mitra mendiskusikan tentang langkah –
langkah pembelajaran yang akan dilakukan
-
Kesepakatan dengan guru tentang pelaksanaan tindakan dimana guru
mitra sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer dalam kegiatan
pembelajaran
c.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
tindakan diawali dengan memperkenalkan strategi pembelajaran yang akan
dilaksanakan dengan menjelaskan langkah – langkah penyusunan metode demonstrasi
sebagai berikut :
1.
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswa untuk berpikir
2.
Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan
menghindari suasana yang menegangkan.
3.
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
4.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara
aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
demonstrasi itu.
Setelah siswa diajar tentang langkah – langkah metode demonstrasi maka
pertemuan berikutnya dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang telah
disiapkan sebagai
berikut :
1.
Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada
peserta didik
2.
Guru menjelaskan materi tentang prinsip kerja
motor bensin dan motor diesel.
3.
Guru menjelaskan secara singkat bagaimana proses
pembelajaran dengan metode demonstrasi.
4.
Terjadi proses Tanya jawab antara guru dan
peserta didik
5.
Guru membagikan LKS kepada peserta didik
6.
Siswa dibagi dalam 5 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 - 6 siswa.
7.
Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan dalam praktek mesin bensin dan motor diesel.
8.
Guru memberikan post tes pada siswa.
PERTEMUAN PERTAMA
1. Kegiatan Awal
a.
Absensi
b.
Memotivasi
dan Apersepsi
-
Guru
menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tentang prinsip kerja motor bensin
dan motor diesel.
-
Siswa
menyimak tujuan pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk kegiatan
pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan inti
a.
Guru
mengajukan pertanyaan kepada
siswa tentang prinsip kerja motor bensin dan motor diesel
b.
Siswa
mendengarkan materi yang akan dijelaskan oleh guru.
3. Kegiatan Akhir
-
Siswa
bersama guru membuat kesimpulan materi hari ini.
-
Guru
memberikan tugas kepada peserta didik
-
Guru
menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya.
PERTEMUAN KEDUA
1. Kegiatan Awal
a.
Absensi
b.
Memotivasi
dan Apersepsi
-
Guru
menyampaikan prinsip kerja motor bensin dan motor diesel.
-
Siswa
menyimak tujuan pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk kegiatan
pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan inti
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
prinsip kerja motor bensin dan motor diesel
b. Guru menjelaskan prinsip-prinsip
kerja motor bensin dan motor diesel
3. Kegiatan Akhir
-
Siswa bersama
guru membuat kesimpulan materi hari ini.
-
Guru
memberikan tugas kepada peserta didik
-
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya.
d.
Observasi
Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut
-
Melakukan observasi pada tahapan tertentu dan mengisi daftar cek
observasi
-
Mencatat kejadian – kejadian penting di kelas setiap kali proses pembelajaran
-
Melaksanakan tes pada akhir siklus
e.
Refleksi
Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut
-
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran dikelas oleh tim peneliti
-
Diskusi tim peneliti tentang hasil yang dicapai, mengidentifikasi
masalah yang belum teratasi dan menetapkan terapinya
-
Meminta tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran
Hasil refleksi
siklus pertama dijadikan landasan untuk perbaikan tindakan pada siklus ke dua
2.
Siklus
Kedua
Pada
siklus kedua dilakukan pembelajaran dengan langkah – langkah sama dengan siklus
pertama tapi didahului dengan perencanaan ulang untuk memperbaiki kekurangan
dan kelemahan pada pembelajaran siklus pertama.
a.
Perencanaan
Kegiatan
yang dilaksanakan dalam perencanaan adalah :
1. Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi pinsip kerja motor bensin dan
motor diesel sesuai dengan silabus SMK.
2. Menyusun soal post tes materi Mesin
Penggerak Utama Kapal yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif
dan kemampuan berpikir siswa.
3. Menyusun
lembar observasi berupa lembar afektif dan psikomotorik yang akan digunakan
untuk menilai kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai skenario yang telah direncanakan. Pada siklus ini berjalan
selama 3 jam pelajaran dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Guru
membuka pelajaran dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
materi prinsip-prinsip kerja motor bensin dan motor diesel.
2. Guru
menjelaskan secara singkat bagaimana proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3. Siswa
mempersiapkan bahan pelajaran yang digunakan untuk materi prinsip-prinsip kerja
motor bensin dan motor diesel.
4. Guru
membimbing dan mengarahkan siswa .
5. Siswa menyebutkan bagian-bagian jenis mesin
dengan penggerak motor bensin dan motor diesel sesuai petunjuk.
6. Guru
dan siswa melakukan tanya jawab untuk menyimpulkan hasil pembelajaran, guru
memberikan penegasan tentang kesimpulan Materi dan memberikan uraian lebih
lanjut tentang pertemuan berikutnya.
7. Guru
memberikan post tes pada siswa.
PERTEMUAN KETIGA
1. Kegiatan Awal
a.
Guru
mengecek jumlah kehadiran kepada siswa.
b.
Guru
menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tentang prinsip-prinsip kerja motor
bensin dan motor diesel.
c.
Apersepsi
: Guru mengajukan pertanyaan penguatan kepada siswa tentang motor bensin
dan motor diesel.
d.
Guru
menjelaskan tentang materi yang akan di bahas.
2. Kegiatan inti
a.
Siswa
dibagi dalam kelompok dan setiap peserta dalam kelompok mendapat nomor
b.
Guru
membagikan materi ke kelompok-kelompok
c.
Siswa
menyimak materi ajar
d.
Guru
memberikan soal tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
e.
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan kesemua anggota kelompok dapat
mengetahui jawabannya
f.
Guru
memanggil salah satu nomor peserta/siswa yang dipanggil melaporkan hasil kerja
dalam kelompoknya.
g.
Siswa
yang lain menanggapi / menyampaikan pertanyaan, kemudian guru memanggil nomor
yang lain dst.
3. Kegiatan Akhir
-
Siswa
bersama guru membuat kesimpulan materi hari ini.
-
Guru
memberikan tugas kepada peserta didik
-
Guru
menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya.
PERTEMUAN KEEMPAT
1. Kegiatan Awal
a.
Absensi
b.
Memotivasi
dan Apersepsi
-
Guru
menyampaikan jenis mesin dengan penggerak motor bensin dan motor diesel
-
Siswa
menyimak tujuan pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk kegiatan
pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan inti
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa spesifikasi
motor diesel
b. Guru menjelaskan spesifikasi motor
diesel
3. Kegiatan Akhir
-
Guru
bersama siswa membuat simpulan dari materi yang telah dibahas.
-
Guru
memberikan tugas kepada peserta didik
-
Menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
a.
Observasi
Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan kemampuan afektif dan
psikomotorik siswa melalui lembar observasi selama proses pembelajaran
berlangsung. Kemampuan afektif siswa yang diamati terdiri dari keaktifan
mengikuti pelajaran, kerjasama, kejujuran, menghargai orang lain, dan tanggung
jawab. Kemampuan psikomotorik siswa yang diamati terdiri dari menyiapkan alat
dan bahan, mengetahui spesifikasi motor diesel dan mencatat materi yang telah
disampaikan.
b.
Refleksi
Semua
data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan dan proses observasi dikumpulkan,
dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
tindakan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.
(1991). Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
Ali dan Lukman.
(1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi II). Jakarta: Balai
Pustaka.
Baharudin.
(2009). Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Buchori. (1991).
Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT. Aksara Baru.
Dalyono, M.
(2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djaali, (2007). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Djamarah,
(2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Moleong, L.J. 2001. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Roslan karya Company.
Muhibbin Syah.
(2002). Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Ngalim Purwanto.
(2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo,
Soekidjo (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Omar Hamalik.
(2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Sanaky, Hujair
(2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insani Press.
Slameto. (1995).
Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Suryabrata,
(2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Winkel, S. J.
(1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
Gramedia.
Soal
Tes Evaluasi
Siklus
I
1.
Apakah prinsip dasar motor bakar torak ?
2.
Sebutkan tiga unsur yang terdapat pada
segitiga api.
3.
Bagaimana cara menghentikan
pengoperasian motor bakar torak ?
4.
Sebutkan jenis motor bakar menurut
proses kerjanya ?
5.
Jelaskan pengertian motor diesel dan
motor bensin..?
6.
Jelaskan perbedaan motor diesel dan
motor bensin.?
Kunci jawaban
1.
Prinsip dasar motor bakar torak adalah
teori segitiga api.
2.
Tiga unsur pada segitiga api :
pengapian, bahan bakar, dan udara (O2)
3.
Menghilangkan salah satu dari tiga unsur
segitiga api.
4.
Menurut proses pembakarannya : motor
diesel dan motor bensin
5.
Motor diesel adalah motor penyalaan
kompresi / tekanan tinggi Motor bensin adalah motor penyalaan bunga api ( busi
)
6.
Perbedaannya adalah :
NO
|
PERIHAL
|
MOTOR
BENSIN
|
MOTOR
DIESEL
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Pada saat
langkah
hisap
(pengisian)
|
Menghisap
udara
bercampur
bahan bakar yang diperoleh dari karburator
|
Menghisap
udara murni yang diperoleh dari udara luar/ udara bebas
|
2
|
Tekanan, suhu
pada akhir
langkah
kompresinya
|
Tekanan rendah
(5-12 kg/cm2) suhunya dibawah suhu nyala bahan bakar
|
Tekanan tinggi
(35-40
kg/cm2),
suhunya lebih
tinggi
dari suhu
nyala bahan bakar.
|
3
|
Kejadian pada
saat
torak hampir
mencapai TMA.
|
Penyalaan
campuran
udara dan
bahan baka
|
Pengabutan
bahan
bakar melalui
nozzle/
pengabut dan
pompa
bahan bakar
|
4
|
Pelaksanaan
pembakaran
|
Dengan
perantaraan
percikan bunga
api
(busi)
|
Langsung
dengan suhu kompresinya
|
5
|
Tekanan,
volume
pada saat
pembakaran
berlangsung
|
Tekanan naik
mendadak (+ 20
kg/cm2)
sedangkan
volumenya
tetap
|
Tekanan naik
sedikit
saja sedangkan
volumenya
membesar
|
Soal
Tes Evaluasi
Siklus II
1.
Jelaskan yang dimaksud dengan motor 2
TAK dan motor 4 TAK..?
2.
Deskripsikan posisi torak pada motor 2
TAK untuk setiap proses kerjanya..?
3. Deskripsikan posisi
torak pada motor 4 TAK untuk setiap proses kerjanya..?
4. Jelaskan
perbedaan motor 2 TAK dan motor 4 TAK..?
Jawaban
1. Motor
2 TAK adalah prinsip kerja motor bakar torak dimana untuk menghasilkan sebuah
tenaga atau usaha diperlukan 2 x langkah torak, 1 x putaran poros engkol, dan
hanya 1 langkah saja yang menghasilkan usaha.
Motor
4 TAK adalah prinsip kerja motor bakar torak dimana untuk menghasilkan sebuah
tenaga atau usaha diperlukan 4 x langkah torak, 2 x putaran poros engkol, dan
hanya 1 langkah saja yang menghasilkan usaha.
2. Posisi
torak pada proses kerja motor 2 TAK
Motor
2 TAK :
-
Langkah penghisapan : torak bergerak
dari t.m.b menuju t.m.a
-
Langkah pemampatan : torak bergerak dari
t.m.a. menuju t.m.b, tapi sebelum mencapai t.m.b busi akan memercikkan bunga
api.
-
Langkah pembilasan : torak bergerak dari
t.m.a menuju t.m.b akibat ledakan hasil pembakaran bahan bakar bersamaan dengan
persiapan pembuangan gas sisa hasil pembakaran, pada langkah inilah dihasilkan
usaha.
-
Langkah pengurangan : torak bergerak
dari t.m.b menuju t.m.a tekanan
3. Posisi
torak pada proses kerja motor 4 TAK
Motor
4 TAK :
-
Langkah penghisapan : torak bergerak
dari t.m.a menuju t.m.b
-
Langkah kompresi : torak bergerak dari
t.m.b menuju t.m.a, sebelum mencapai t.m.a pengabut akan mengabutkan bahan
bakar kedalam ruang pembakaran.
-
Langkah usaha / ekspansi : torak
bergerak dari t.m.a menuju t.m.b akibat ledakan pada ruang pembakaran.
-
Langkah buang : torak bergerak dari
t.m.b menuju t.m.a
4.
Perbedaan motor 2 TAK dan motor 4 TAK
adalah :
Motor 4 TAK ;
-
Tiap proses diperlukan 4 x langkah
torak, 2 x putaran poros engkol, sedangkan diantara 4 langkah torak hanya 1
langkah saja yang memberi usaha pada poros engkol.
-
Tersedia 1 langkah penuh untuk pengisian
maupun pembuangan
-
Pembakaran sempurna dan motor bekerja
hemat.
-
Dipakai jika diperlukan penghematan
bahan bakar dan putaran cepat
Motor 2 TAK ;
-
Tiap proses diperlukan 2x langkah torak
, 1x putaran poros engkol sedangkan diantara 2 langkah torak, hanya 1 langkah
saja yang memberikan usaha.
-
Pada ukuran dan putaran yang sama, motor
2 TAK dapat menghasilkan tenaga lebih besar dari pada motor 4 TAK.
-
Suhu torak dan dinding silinder agak
tinggi.
-
Mudah dijalankan dan tenang suara
motornya.
-
Konstruksi sederhana karena tidak
memerlukan katup masuk /buang.
-
Pengisian / pembilasan dan pembakaran
kurang sempurna.
-
Pemakaian pompa bilas, menambah
perlengkapan motor menjadi mahal.
-
Dipakai jika diperlukan tenaga yang
besar dan konstruksi sederhana.
LEMBAR
OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA
PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN METODE DEMONTRASI
(SIKLUS I)
No.
|
Indikator
yang Diamati
|
Pertemuan
|
|
I
|
II
|
||
1.
|
Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran
berlangsung
|
|
|
2.
|
Siswa yang melakukan aktivitas lain pada saat
pembelajaran
|
|
|
3.
|
Siswa yang mencatat penjelasan guru/ kelompok
lain pada saat pembelajaran
|
|
|
4.
|
Siswa yang bertanya tentang materi yang belum
dimengerti
|
|
|
5.
|
Siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok
|
|
|
6.
|
Siswa yang tidak mengerjakan tugas (menyiapkan
laporan/makalah)
|
|
|
7.
|
Siswa yang member
tanggapan terhadap jawaban kelompok lain
|
|
|
8.
|
Siswa yang membantu anggota kelompoknya yang
mengalami kesulitan
|
|
|
9.
|
Siswa yang dapat menyelesaikan soal lks dengan
benar
|
|
|
10.
|
Siswa mengerjakan soal tepat waktu
|
|
|
Makassar, Oktober 2011
Observer
Muhammad
Hasan
LEMBAR
OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN METODE DEMONTRASI (SIKLUS II)
No.
|
Indikator yang
Diamati
|
Pertemuan
|
|
I
|
II
|
||
1.
|
Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran
berlangsung
|
|
|
2.
|
Siswa yang melakukan aktivitas lain pada saat
pembelajaran
|
|
|
3.
|
Siswa yang mencatat penjelasan guru/ kelompok
lain pada saat pembelajaran
|
|
|
4.
|
Siswa yang bertanya tentang materi yang belum
dimengerti
|
|
|
5.
|
Siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok
|
|
|
6.
|
Siswa yang tidak mengerjakan tugas (menyiapkan
laporan/makalah)
|
|
|
7.
|
Siswa yang member
tanggapan terhadap jawaban kelompok lain
|
|
|
8.
|
Siswa yang membantu anggota kelompoknya yang
mengalami kesulitan
|
|
|
9.
|
Siswa yang dapat menyelesaikan soal lks dengan
benar
|
|
|
10.
|
Siswa mengerjakan soal tepat waktu
|
|
|
Makassar,
Oktober 2011
Observer
Muhammad
Hasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar